A .
Teori Tentang Terbentuknya Alam
Semesta
Big
Bang Theory : alam semestaberasal dari satu ledakan dari titik tunggal
Teori
ini berpendapat bahwa materi yang hilang melalui resesi galaksi-galaksi, karena
pengembungan alam yang berlangsung terus menerus digantikanoleh materi yang
baru saja tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam
keadaan tidak berubah (stady state), artinya bahwa materi secaraterus menerus
tercipta diseluruh alam semesta. Teori ini sama sekali tidak menyebut
peristiwa awal yang bersifat khusus pada waktu atau ruang. Tidak adaawal maupun
akhir karena materi diperbarui secara terus menerus di satu tempatsementara di
tempat lain dihancurkan.
Teori Ekspansi
dan Kontraksi
Teori
ini berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklusmengalami satu
masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus
diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi
terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini
diakibatkan oleh adanyareaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk
unsur-unsur lain yangkomplek.Pada
masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telahterbentuk meredup
dan unsure-unsur yang telah terbentuk menyusut denganmengeluarkan tenaga berupa
panas yang sangat tinggi. Disebut juga OscillatingTheory (teori mengembang dan
memampat).
Teori Big-Bang
Keberadaan
awal pada peristiwa besar ini melengkapi ketidaktahuanmanusia tentang awal mula
alam semesta dan merupakan bahan dari spekulasisesungguhnya yang mempunyai
dasar kuat.Teori ini mengasumsikan sekitar 15 milyar tahun laludimulai dari
ledakan yang dahyat dan dilanjutkandengan pengambangan alam semesta. Point
penting
Albert Einstain : Ilmuwan
pertama kali yang mencetuskan teori
Big Bang
dari semua peristiwa ini adalah
waktu, materi , energi dan ruang merupakan satuketerpaduan. Kejadian ini bukan
ledakan biasa tetapi cukup memenuhi semua peristiwa dari ruang dengan
semua partikel yang menjadi embrio alam semestayang mendesak keluar dari
masing-masing yang lain.Telah dijelaskan sebelumnya Big bang adalah teori ilmu
pengetahuan yangmenjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Ide
sentral dariteori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan
dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap
satu sama lain,dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau
terus.
Konsekuensi
alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu
yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.Teori Big-Bang juga
dikenal teori Super Dense, menyatakan bahwa jikaalam semesta mengembang pada
skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali kedalam waktu, kelompok-kelompok
galaksi akan semakin mendekat dan tentuakan sampai pada suatu saat di mana
semua materi, energi dan waktu yangmembentuk alam semeseta terkonsentrasi pada
suatu tempat dalam bentuk gumpalan yang sangat padat ( super dense
agglomeration).
Dengan
bekerjamundur , dari peringkat resesi galaksi-galaksi yang teramati, ditemukan
bahwagalaksi-galaksi itu diduga telah berada berdekatan satu sama lain sekitar
12milyar tahun yang lalu. Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat menyebabkanalam
semesta mengembang 10x30 kali atau lebih dari ukuran aslinya, sebagaiakibatnya
gumpalan yang sangat padat dari materi dan energi berserakan menjadi
banyak bagianyang semuanya berjalan dengankecepatan berbeda-beda ke
arah berbeda-beda pula. Hasil dariledakan ini berkondensasimembentuk
benda-benda langitseperti yang ada sekarang.Pengembangan alam alam yang
teramati ini merupakan kelanjutan dari proses ini.Teori berkonsentrasi pada
peristiwa spesifik sebagai „awal‟ alam semesta dan
menampilkan suatu evolusi progresif
sejak titik itu hingga sekarang. Selama satuabad terakhir, serangkaian percobaan,
pengamatan, dan perhitunganyang dilakukan dengan menggunakan teknologi
mutakhir, telahmengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semesta memiliki permulaan.
Parailmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang
terusmengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam
semestamengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam
semesta initentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal.
Sungguh,kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam
semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini.
Ledakan ini disebut “Dentuman Besar”
atau Big-bang.
B.Teori Pembentukan Tata Surya
Teori
Pembentukan Tata Surya - Tata surya telah
terbentuk dari ribuan tahun yang lalu. Ada beberapa teori pembentukan tata
surya. Berikut uraian masing-masing teori pembentuk tata surya.
Teori Nebula
Teori Nebula
Teori nebula atau teori kabut asap merupakan salah satu teori pembentuk tatasurya yang dikemukakan oleh ilmuwan jerman yang bernama Immanuel Kant. Menurut teori ini ‘dahulu di alam semesta terdapat gumpalan kabut yang berputar secara perlahan-lahan dan lama kelamaan bagian tengah kabut menjadi gumpalan gas yang disebut matahari,bagian kabut disekelilingnya akan membentuk planet-planet dan satelitnya, asteroid, komet dan benda langit lainnya”.
Seorang fisikawan prancis, Pierre Simon de laplace, mengungkapkan pendapatnya, bahwa “Tata surya berasal dari kabut panas yang terus berputar dan membentuk gumpalan kabut berbentuk bulat seperti bola besar. Karena terus berputar bentuk bola itu pepat pada kutubnya dan melebar pada bagian equatornya. Sebagian massa gas pada equatornya akan menjauh dari gumpalan inti dan akan membentuk cincin-cincin yang melingkari bagian intinya. Dalam jangka waktu yang lama cincin-cincin itu akan berubah menjadi gumpalan padat yang kecil-kecil yang disebut palnet. Sedangkan inti kabut berbentuk gas pijar yang disebut matahari.
Teori Planetisimal
Teori Planetisimal merupakan teori pembentuk tata surya yang dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin. Menurut teori plenetesimal matahari sudah ada sebelumnya dan ketika ada bintang yang melintas dekat matahari sehingga menyebabkan permukaan matahari mengalami pasang dan sebagian massa matahari akan terlempar ke luar. Massa yang terlempar ke luar akan akan tertarik oleh gaya gravitasi matahari sehingga tetap mengorbit matahari. Massa ini lama kelamaan akan mendingin dan membentuk planet, satelit dan asteroid.
Teori Pasang surut
Teori pasang surut merupakan teori pembentukan tatasurya yang dikemukakan oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys. Menurut teori planet-planet terbentuk langsung oleh gas asli matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas didekatnya. Ketika sebuah bintang melintas dekat matahari bagian matahari akan mengalami pasang, dan bagian gas matahari akan terlepas menyerupai cerutu yang mementang ke arah bintang. Bintang bergerak menjauhi matahari dan massa cerutu akan terputus-putus membentuk gumpalan gas disekitar matahri yang kemudian disebut planet.
Teori Bintang Kembar
Teori Bintang Kembar merupakan teori pembentukan tatasurya yang dikemukakan oleh Lyttleton seorang astronom Inggris. Menurut teori ini pada awalnya matahari merupakan bintang kembar. Pada suatu saat ada bintang yang melintas dan menabrak salah satu bintang kembar. Bintang kembar yag tertabrak kemudian hancur menjadi bagian-bagian kecil yang terus menerus berputar dan mendingin kemudian menjadi planet planet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.
Teori Protoplanet
Teori Awan Debu atau teori proto planet merupakan teori pembentukan tatasurya yang dikemukakan oleh Carl Von Weizsaecker, G.P. Kuiper & Subrahmanyan Chandarasekhar. Menurut teori ini dahulu di alam semesta terdapat awan, gumpalan debu dan gas kosmos yang berbentuk seperti piring dan terus berputar. salah satu dari awan gas mengalami pemampatan dan menarik partikel debu ke pusat awan membentuk gumpalan bola. Gumpalan bola kemudian memipih dan membentuk cakram. Partikel pada di bagian tengah cakram saling menekan dan menghasilkan panas pijar yang disebut matahari. Sedangkan bagian luar akan berputar sangat cepat dan terpecah menjadi gumpalan kecil yang berpilin dan membeku membentuk planet dan satelit.
C.Lapisan Pada Planet Bumi Dan Fungsinya
Bumi
telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Bumi memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan internal (dalam) dan
lapisan eksternal (luar). Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk bumi.
Sedangkan lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor atau
benda-benda luar angkasa lainnya.
Secara struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Namun sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa bumi tidak lagi hanya mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-Pengukuran dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.
Gambar
ini menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan bahwa kerak bumi adalah
lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan berbeda-beda ketebalannya,
lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair, dan diakhiri dengan yang
lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat. Para ilmuwan juga menemukan bahwa atom
terdiri dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal ini membuktikan keseragaman
ciptaan, di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan atom-atom mempunyai tujuh
lapisan juga. Tujuh lapisan bumi itu sangat berbeda-beda dari segi struktur,
kepadatan, suhu dan bahannya.
Lapisan luar bumi secara keseluruhan sering disebut atmosfer. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.
2. Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.
3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara – 46 o C sampai – 80o C pada musim panas dan antara – 57 o C sampai – 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).
Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara – 50o C sampai -55oC.
b. Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu – 50o C sampai + 50o C.
c. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar – 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110o C.
Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
a. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar – 70o C sampai +50o C .
b. Lapisan udara F
Terletak
antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.
c. Lapisan udara atom
c. Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi di lapisan ini.
Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
D. Teori pembentukan Bumi
Teori pembentukan Bumi adalah berbagai
teori yang diajukan sebagai penjelasan asal usul terbentuknya Bumi.Banyak ilmuwan yang meneliti dan
menyimpulkan peristiwa terbentuknya Bumi, dengan berbagai teori dan hipotesis mereka.
Teori oleh Georges-Louis Leclerc
Pada
tahun 1778 ahli ilmu alam Perancis Georges-Louis Leclerc, Comte de Buffon,
mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari
terpental ke luar. Massa yang terpental inilah yang menjadi planet.
Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi
Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan Bumi
terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian
terbentuk cincin - cincin.Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan
tetap terus berputar.Cincin
gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan -
gumpalan bola yang menjadi
planet - planet, termasuk Bumi.
Teori Planetisimal Hypothesis
Di kemukakan oleh, Forest
Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu
saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di
dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak
keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke
luar akibat adanya gravitasi dari
bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar
ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi
matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas
yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang
lama-kelamaan menjadi padat dan disebut planetisimal. Beberapa planetisimal
yang terbentuk akan saling tarik - menarik dan bergabung menjadi satu dan pada
akhirnya membentuk planet, termasuk Bumi.
Teori Tidal
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada
tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang
melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga
membentuk semacam [cerutu].Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami
pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Teori Weizsäcker
Pada
tahun 1940, Carl Friedrich von Weizsäcker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata
surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas.Sebagian besar massa kabut gas ini
terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium.Karena panas matahari yang
sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. ini akan menarik
unsur - unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk
planet - planet, termasuk Bumi.
Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper mengemukakan bahwa pada
mulanya ada nebula besar berbentuk
piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang
berputar mengelilingi protomatahari adalah protoplanet. Dalam
teorinya, dia juga memasukkan unsur - unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium.
Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan
protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan
tersebut menguap dan mulai menggumpal menjadi planet - planet.
Teori Whipple
Fred L. Whipple, seorang ahli astronom
Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu
aneh yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk
semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan
massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap
ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk
planet - planet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar