A. Penyebaran Makhluk Hidup
Biogeografi adalah
ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang
dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah.
Dalam biogeografi dipelajari bahwa
penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai
faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran
organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu,
faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran
organisme.
Studi
tentang penyebarn spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu
tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut
kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok
terhadap daerah yang ditempatinya.
Akibat
dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk
kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda.
Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan
dan kemampuan mengadakan penyebaran. Biogeografi mempelajari
penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari
peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.
Penyebaran hewan berdasarkan luas
cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis, cakupan geologis, dan
cakupan ekologis. Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya meliputi daratan
dan sistem perairan. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan di masa
lampau. Cakupan ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi lingkungan
yang sesuai.
Persebaran organisme di bumi
dipengaruhi oleh beberapa Faktor sebagai berikut:
1) Lingkungan
Dua
faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup
adalah faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin),
air, tanah, dan ketinggian permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non fisik
(biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a) Faktor Abiotik
v Iklim
Faktor iklim
termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar
pengaruhnya terhadap kehidupan setiap makhluk di dunia. Faktor suhu udara
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar
matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa.
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan.
Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada
suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.
Contohnya : Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau
sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar
matahari. berbeda dengan tanaman yang berada di daerah tundra.
v
Keadaan tanah
Perbedaaan jenis tanah, seperti
pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang terkandung dalam humus
mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada
daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
serta kondisi air di dalam tanah. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis
tumbuhan, sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan
tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan kondisi
iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
Contohnya: di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang
kurang subur.
v
Air
Air
mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari
iklim di daerah yang bersangkutan. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
serta kondisi air di dalam tanah. Jenis flora di suatu wilayah sangat
berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah
yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan
dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Contohnya: di daerah gurun,
hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman
semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi
dan daunnya selalu hijau.
v
Tinggi Rendah Permukaan Bumi
Permukaan bumi terdiri dari berbagai
macam relief, seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai.
Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara.
Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di
daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian
permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut . Semakin
tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga
sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas.
Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan
persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis,
tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
b)
Faktor Biotik (Makhluk Hidup)
Makhluk
hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang
dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan
kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor biotik,
terutama manusia. Manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu
tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini
menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna
di dunia ini. Contohnya: daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian,
perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,atau
pemupukan.
Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. contohnya: serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.
2) Sejarah geologi
Kira-kira
200 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua
utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebutPangaea.
Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun
1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul
Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti
mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift) berhasil
ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai memisah secara
bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130 juta tahun
lalu, sehingga Afrika dan Amerika Selatan bersatu secara langsung. Namun,
Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat dan keduanya dihubungkan
tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat
“jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari
Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi
ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan
dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika
Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh
besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini.
Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks,
rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan sangat
awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya. Akibatnya
terjadilah subspesies tadi.
Australia
adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua
memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun
lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu
mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika
Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat
Antartika.
3) Penghambat Fisik
Faktor
penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi
geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier),
dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang
tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi
dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch
di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles
Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis
burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat
keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk
paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
Kita mengetahui bahwa makhluk hidup
itu berkembangbiak, misalnya bagi makhluk yang hidup di daratan, air merupakan
hambatan (water barrier) sedangkan sebaliknya bagi makhluk air, daratan
merupakan hambatan (land barrier). Daratan yang sempit juga dapat menjadi
hambatan, misalnya Costarica di Amerika Tengah merupakan hambatan berupa filter
atau saringan Persebaran makhluk daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Selat Panama merupakan filter makhluk hidup di Samudra Atlantik dan Pasifik.
Sebaliknya, kepulauan dapat menjadi jembatan penyebrangan antara Eurasia
dan Australia.
Penyebaran hewan dari protozoa
sampai mamalia sebagian terjadi secara dinamis. Penyebaran secara dinamis
artinya hewan melakukan penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor luar yang
mempengaruhi penyebaran hewan maupun tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan
“barier” atau “sawar”. Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar
fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Sawar fisik air menjadi penghambat penyebaran hewan darat
dan sebaliknya sawar fisik darat menjadi penghambat penyebaran hewan air.
Misalnya katak tidak apat hidup pada air asin. Jadi salinitas merupakan
penghambat bagi penyebaran hewan katak. Adapun luas benua menjadi hambatan bagi
penyebaran hewan air.
Sawar iklim seperti temperatur
rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran serta lamanya peyinaran
sinar matahari. Sedangkan sawar biologis adalah tidak adanya makanan, adanya
predator, competitor, pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran suatu jenis
serangga dibatasi penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan, tempat
berlindung, dan tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis sawar
tersebut bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat penyebaran
suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah rendahnya
toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau minimum. Hukum
toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa ketahanan makhluk hidup
disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi berada dalam kondisi yang minimum
dan individu tersebut memiliki daya toleransi yang rendah untuk dapat
beradaptasi. Bintang laut hidup pada berbagai kadar garam tetapi bintang laut
hanya dapat berkembangbiak pada air yang kadar garamnya sangat rendah.
Tiga faktor inilah yang menentukan
adanya variabilitas biogeografi, namun tentunya ada faktor lain yang
menentukan variabilitas yaitu variasi genetic hasil perkawinan dan mutasi
genetic.
B.
PEMBAGIAN
WILAYAH BERDASARKAN IKLIM
1. Daerah Tropik
Beriklim
panas, matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu antara Januari hingga
Desember sangatlah sedikit, curah hujan sangat tinggi. Terdapat ribuan spesies
tumbuhan yang dapat membenntuk suatu hutan tropik dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
·
Pohon-pohonnya
besar dan tinggi, dapat mencapai 20-40 m
·
Cabang
pohon panjang dan banyak, membentuk naungan pohon yang luas
· Di
dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit) yang melakukan
adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air dan curah hujan yang
dikandung cabang atau dahan tempat menempel
· Tanah
dibawah naungan hampir tidak pernah mendapatkan sinar matahari. Hal ini
menyebabkan tanaman merambat, menjalar ke atas. Misalnya rotan
·
Di
lapisan terbawah, hidup lumut dan rumput sebagai makanan hewan kecil.
Didalam hutan tropis yang lebat,
terdapat beraneka ragam binatang, mulai dari bakteri pembusuk dalam tanah,
burung, kera, sampai harimau dan binatang besar lainnya. Tumbuhan di daerah ini
memiliki ciri, yaitu berukuran kecil, tumbuh ketika hujan turun, berbunga dan
berbiji dalam ukuran kecil dan tahan lama, tumbuh pada musim penghujan tahun
berikutnya.
Di pedalaman daerah tropik lain
terdapat beberapa gurun pasir yang kondisinya jauh berbeda dengan lingkungan
hutan tropik. Ciri lingkungan abiotiknya : suhu udara pada siang hari
sangat tinggi, sekitar 50oC sedangkan pada malam hari dapat mencapai
0oC. Kelembapan udara sangat rendah, penguapan air sangat tinggi,
yang berakibat pada tanahnya yang tandus. Dengan kondisi bioma seperti ini maka
hanya sedikit jumlah spesies tanaman yang mampu tumbuh.
2. Daerah Sub-Tropik
Disebut iklim
sedang. Terdapat 4 musim : musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim
semi. Curah hujannya sepanjang tahun, sekitar 75-100cm/tahun.
Karena curah hujan yang sedikit, menyebabkan tumbuhnya bermacam-macam rumput.
Tanahnya banyak mengandung humus, karena daun dan rumput cepat mati dan
membusuk ketika musim gugur.
Ciri Biomanya : Hutannya
merupakan hutan luruh, Gugurnya daun merupakan persiapan datangnya musim dingin
dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai. Pada musim dingin terdapat
salju, jumlah tumbuhan jauh lebih sedikit, dan jarak antar pohon tidak rapat
dan tidak ada perdu di bawahnya.
3. Daerah Kutub
Di daerah ini
jika pada musim panas, matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari. Tapi pada
musim dingin, matahari kurang dari 12 jam sehari. Bioma yang khas di daerah
beriklim dingin adalah hutan taiga yang pohonnya terdisi dari satu
spesies (homogen). Pohon khasnya adalah konifer, dan hewan yang hidup disekitar
hutan taiga seperti moose, beruang hitam, dan marten.
Di belahan utara, terdapat
tundra. Daerah ini mendapat sedikit energi radiasi matahari. perbedaan siang
dan malam pada musim panas dan dingin sangatlah besar. Rumput tumbuh menutupi
tanah, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil. Binatang khas daerah ini
adalah rendeer, beruang putih, musk axen.
C.
PEMBAGIAN WILAYAH UNTUK PENYEBARAN BINATANG
Persebaran
hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik
yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan
perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Ilmu yang mempelajari persebaran fauna
di muka bumi ini disebut Zoogeografi. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Jika tidak ada
hambatan-hambatan, maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan
yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah atau hewan
yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim
dingin atau kurang curah hujannya.
Di samping itu, faktor sejarah
geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah
tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat
pasif, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok seringkali mereka secara
massal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu, pola persebaran
fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah
juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel
Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas delapan wilayah yaitu Ethiopian,
Palearktik, Oriental, Australian, Neotropikal dan Neartik, Oceanik dan
Antartik. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
1. Wilayah Ethiopian
Wilayah
persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara,
Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah
Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput
seperti zebra, antilop, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan
serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda Nil yang
hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil
namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan
Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di
wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar,
dan anjing.
2. Wilayah Palearktik
Wilayah
persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Soviet,
daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa
Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling
Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah
hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga
bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan
aslinya yaitu panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa
Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari
wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing,
kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
3. Wilayah Nearktik
Wilayah
persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub
Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus
berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di
daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik
seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
4. Wilayah Neotropikal
Wilayah
persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar
Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan
beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan piranha dan belut listrik di
sungai Amazon, lama (sejenis unta) di padang pasir atacama (Peru), tapir, dan
kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna
vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti
beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya,
ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap
darah.
5. Wilayah Oriental
Fauna
di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian
Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa,
banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah,
beruang, antilop, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang
hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah,
badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah
menjadi satu daratan dengan Afrika.
6. Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan
Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa
hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis
mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti
burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil
antara lain buaya, kura-kura, ular piton.
7. Wilayah Oceanik
Fauna
di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini
merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi
fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah
Australian.
8. Wilayah Antartik
Seperti
namanya, maka wilayahnya mencakup kawasan di Kutub Selatan. Jenis fauna yang
hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin, misalnya rusa
kutub, burung pinguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.
Tiga wilayah persebaran fauna
di Kepulauan Indonesia, yaitu:
1. Sundaic
Pulau
yang termasuk kedalam wilayah ini adalah pulau Kalimantan, pulau jawa,
pulau Sumatera, pulau Bali. Fauna sundaic memiliki kemiripan dengan fauna Asia.
Fauna sundaic antara lain adalah: gajah India di Sumatera, harimau terdapat di
Jawa, Sumatera, Bali, badak bercula dua di Sumatera dan Kalimantan, badak
bercula satu di Jawa, raliahan antara fauna Asia dengan fauna Australia. Orang
utan di Sumatera dan Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan
beruang madu di Sumatera dan Kalimantan. Di Nusa Tenggara terdapat sejenis
cecak terbang yang termasuk binatang Asia. Fauna endemik di daerah ini adalah,
badak bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Nias di Kabupaten Nias,
Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.
2. Wallacea
Fauna
Wallacea ( peralihan) tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Daerah
fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna di
dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di dataran Sahul.
Fauna pada wilayah ini memiliki kemiripan peraliahan antara fauna Asia dengan
fauna benua Auatralia. Contoh faunanya antara lain: babi rusa, anoa, kuskus,
biawak, katak terbang. Katak terbang ini juga termasuk fauna Asiatis. Di daerah
fauna peralihan juga terdapat fauna endemik seperti: Komo di P.Komodo dan
pulau-pulau sekitarnya, tapir (kerbau liar), burung Kasuari di Pulau Morotai,
Obi, Halmahera dan Bacan.
3. Australis
Fauna yang terdapat di wilayah
ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya
mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di benua Australia. Daerah ini juga
disebut fauna dataran Sahul, contohnya antara lain: kanguru, kasuari, kuskus,
burung cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya, reptil, dan amphibi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar