MANUSIA DAN KEGELISAHAN
1.Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, WJS Poerwadarminto, gelisah artinya
tidak tentram hatinya,selalu merasa khawatir; tidak dapat tenang dalam
hidupnya; cemas. Jadi, kegelisahan adalah gejala universal, ada pada
manusia dimana saja.
Kegelisahan
timbul karena perbuatan manusia sendiri atau karena keadaan dari luar
lingkungan manusia sendiri, yang memberi pengaruh psikologis, yang dapat
merugikan dirinya maupun orang lain.
Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Tragedy dunia modern
tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan
hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup,
keadaan yang tidak stabil dan seterusnya kegelisahan dalam konteks budaya
dapatkah dikatakan sebagai akibat adanya instik manusia untuk berbudaya, yaitu
sebagai upaya mencari kesempurnaan.
Alasan
mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan
perasaan. Bentuk kegelisahannya berupa:
a.
Keterasingan
b.
Kesepian, dan
c.
Ketidakpastian
Perasaan
seseorang yang sedang gelisah ialah hatinyatidak tentram, merasa
khawatir,cemas, takut, dsb..
Untuk
mengatasi kegeisahan ini, manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, taqwa
dan amal shaleh. Seperti Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah, lagi kikir; apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah, tetapi bila mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang
mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya dan orang-oran
yang dalamhartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta
dan orang (miskin) yang tidak bisa meminta, ......... (QS. Al-Ma’arij, 70: 18-27).
Perasaan cemas menurut Sigmund Freud
ada tiga macam, yaitu:
1.
Kecemasan kenyataan (obyektif)
Contohnya:
Anaknya yang belum pulang, orang tua yang sedang sakit, dsb.
2.
Kecemasan neurotic (saraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamtan tentang bahaya dari naluriah. Menurut S. Freud
kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a.
Kecemsan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri sehingga menekan dan
menguasai ego.
b. Rasa
takut irrasional atau phobia. Rasa takut ini sudah menular, sehingga
kadang-kadang tanpa alas an dan hanya karena pandangan saja. Yang kemudian
dilanjutkan dengan khayalan yang kuat dapat menimbulkan rasa takut.
Contoh
:
Orang takut ular, takut binatang berbulu, dsb.
c.
Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.
Contoh :
-
Seorang yang tak bisa bernyanyi atau bicara didepan umum, maka ia gelisah dan
hilang keseimbangan.
-
Penyesuaian diri dengan lingkungan
3.
Kecemasan moral
Hal
ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri dan sebagainya.
Contoh :
Datuk meringgi iri melihat kemajuan
usaha bagindo sulaiman. Hatinya selalu gelisah, takut usahanya akan mati, kalah
bersaing. Karena itu ia selalu menyuruh orang agar membakar took Bagindo
sulaiman.
1. Sebab-sebab Orang Gelisah
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut akan kehilangan
hak-haknya.
Kata ishak, “Hak artinya perintah atau segala ajaran yang dibawa oleh Nabi dan
Al-Qur’an”.
Kalau
hak bersifat abstrak, maka hak dalam Al-Qur’an diberi bobot khusus, karena
salah satu nama Allah SWT adalah Al-Haq.
Seperti dalamAl-Qur’an :
“Kemudian mereka dikembalikan kepada
Allah. Tuhan penguasa yang Haq (QS.Al-Ana’am : 62).
Dan Firman-Nya:
“Sekiranya al-Haq mengikuti hawa
nafsu mereka niscaya langit dan bumi jadi rusak”
Banyak
orang berfikir bahwa kegelisahaan, merupakan keadaaan yang tidak “diinginkan”.
Tetapi para ahli jiwa berfikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup
manusia, atau sebagai “kawan akrab” yang memberi stimulus kepada tingkah laku
manusia. Kegelisahan yang terhindarkan disebabkan oleh kompleksitas manusia,
lingkungan dimana ia tinggal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya.
Kegelisahan dan kompleksitas manusia
Motif-motif
perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat
mencapai pemuasan dengan cara yang sederhana. Sebaliknya motif-motif itu
terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadang-kadang penuh kekacauan. Motif yang
berbeda-beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan
disusul dengan datangnya motif yang lain. Bertumpuknya pola-pola motif
kehidupan manusia mengajarkan kepada manusia bahwa tidak semua motif dapat
dipuaskan, tetapi ada juga yang memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan
bahkan bila perlu motif itu ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan
kegelisahan.
Kegelisahan dan Kondisi Lingkungan
Pemuasan
yang menyeluruh pada saat motif juga hamper tidak mungkin sebab tujuan motif
itu hanya biasa di capai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia
dilingkungan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk
memuaskan rasa lapar, karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan
orang itu tidak memperhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk
memuaskan keinginan akan status, keakraban, cinta dan sebagainya.
Hal
di atas itu mengajarkan kepada kita bahwa beberapa motif lebih penting dari
lainnya karena cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu
yang cukup lama. Dalam kehidupan kita perkara makan dan minum bukanlah perkara
yang sulit, karena makanan dan minuman cukup tersedia pada kita walau ala
kadarnya.
2. Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Usaha-usaha
mengatasi kegelisahan pertama-tama harus mulai dari diri sendiri, yaitu harus
bersifat tenang, sabar dan iman kepada Allah.
Firman Allah :
“Dan
sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah. 2:155)”.
Didalam
Al-Qur’an Alah SWT memberi petunjuk-petunjuk do’a yang baik untuk dibaca guna
memohonkesabaran. Do’a memohon kesabaran hati serta keteguhan pendirian dan
pertolongan Allah SWT dalam menghadapi cobaan dan orang kafir.
Firman Allah SWT:
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah
pendirian kami,dan tolonglah kami dari orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah,
2:250).
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami
dalam keadaan berserah diri kepada-Mu”. (QS. Al-A’raf, 7:126)
B. KETERASINGAN
1. Pengertian Keterasingan
Keterangan
berasal dari kata “terasing” dan kata itu dari kata dasar “asing” berarti
“sendirian, tidak dikenal orang”. Terasing berarti “disisishkan dari
pergaulan”.
Jadi, keterasingan berate hal-hal
yang berkenaan dengan tersisihkannya seseorang dari pergaulan, terpencil atau
terpisah dari orang lain.
Terasing
atau keterasingan adalah merupakan bagian hidup manusia terhadap kaum mukmin
yang sedang berada ditemat pengasingan, jauh dari tanah airnya, yang belum
pernah ia lihat sebelumnya, Allah SWT memberikan kesejukan hatinya dengan
menunjukkan kiblat shalatnya.
Seperti Firman-Nya:
“Dan kepunyaan Allah-Lah timur dan barat maka kemanapun kamu menghadap
disitulah wajah Allah (kekuasaan Allah meliputi seluruh alam). Sesungguhnya
Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah, 2:115)
Hamparan
bumi yang luas adalah tempat bagi orang-orang mukmin untuk menyembah kepada
Allah SWT. Karena dialah zat yang berhak disembah disetiap tempat berbagai
penjuru dunia.
2. Sebab-sebab Keterasingan
Orang
hidup dalam keterasingan, pertama sifat-sifat atau sikap yang tidak dapat
diterima dan kedua karena perbuatannya. Jadi keduanya juga karena perbuatan
hanya berbeda sifatnya.
Bila kita simpulkan, kedua sebab
hidup keterasingan itu bersumber pada:
1.
Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Perbuatan itu antara lain:
mencuri, bersikap angkuh, sombong atau kaku.
2.
Sikap rendah diri
Sikap
yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah dan suka
berkelahi. Sikap seperti ini, sebab takut terjadi konflik batin ataupun konflik
fisik karena hal merupakan perbuatan anak kecil.
Sikap
ini juga disebut sikap minder. Bukan orang lain yang memandang dirinya rendah,
tetapi justru dirinya sendiri. Sikap rendah diri itu ada sebab-sebabnya,
mungkin cacat fisik, karena sosial ekonominya, rendah pendidikannya dank arena
perbuatannya.
a.
Keterasingan karena cacat fisik
Cacat
fisik itu tidak perlu membuat hidup terasing karena cacat fisik itu kehendak
Tuhan. Namun manusia, lain jalan pikirannya, merasa malu anaknya atau cucunya
yang cacat fisik, maka disingkirkan anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup
dalam keterasingan.
Seperti
halnya dalam film “Detik-detik menyentuh kasih” seorang kakek malu melihat
cucunya lahir dalam keadaan cacat kakinya, ia berusaha membunuh bayi itu dengan
cara perlahan-lahan. Tetapi ibunya yang mengandung 9 bulan dengan penuh kasih
saying, dengan diam-diam membawa lari anaknya ke sebuah desa jauh dari jauh
dari pergaulan ramai.
Anaknya
di didik diajar membaca, menulis, berhitung dan ternyata anak tersebut
mempunyai daya tangkap yang luar biasa. Dengan kaki buatan, ia dapat
bersekolah, bahkan sampai ke perguruan tinggi, dan akhirnya anak yang telah
dewasa itu berhasil menjadi penulis yang baik.
b.
Keterasingan karena social ekonomi
Ekonomi
kuat atau lemah adalah anugrahtuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan,
tetapi orang tidak boleh merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang sangat
rendah. Namun didalam kenyataan lain keadaanya. Orang-orang yang lemah
ekonominya sering kali merasa rendah diri, akibat orang-orang yang kaya sering
membanggakan kekayaanya, meskipun tidak disengaja.
Seperti
halnya dalam roman “Dian yang tidak kunjun padam karya st.Alisyahbana”, setelah
cintanya kepada Molek ditolak oleh orang tua Molek R. Mahmud dan Cik Siti:
Yasin mengasingkan diri dari pergaulan. R. Mahmud beranggapan bahwa selain
rendah martabatnya juga miskin. Oleh karena merasa diri hanya sebagi penjual
nanas, Yasin kecewa, ddan menyembunyikan diri sebagai pertapa. Ia muncul pada
waktu Molek meninggal dunia. Yasin bekerja dengan giat, mengangkut air, dan
menyediakan barang yang diperlukan untuk pemakaman Molek. Molek meninggal
akibat putus asa, kecewa atas perbuatan suaminya, Sayid Mustafa keturunan Arab
pilihan orang tuanya,
c.
Keterasingan karena rendah pendidikan
Dalam
pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang pengalaman biasanya
menyendiri, mengasingkan diri karena serba sulit menempatkan diri.
d.
keterasingan karena perbuatannya
Orang
terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit,
bila nampak orang ingin mukanya ditutupi. Itu semua adalah akibat dari
perbuaannya yang tidak bias diterima oleh masyarakat lingkungannya.
3. Usaha-Usaha untuk Mengatasi Keterasingan
Keterasingan
biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, tetapi juga
karena rendah diri, perbuatan yang melanggar norma hukum. Pada hakikatnya sikap
sombong, angkuh, kaku, rasa rendah diri orang takut kehilangan hsknya. Untuk
mengatasi keterasingan ini perlu kesadaran yang tinggi’ Orang yang bersikap
disadarkan, karerna apa yang mereka lakukan dianggapnya sudah benar semua.
C. KESEPIAN
1.
Pengertian Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi, artinya sunyilengang, tidak ramai, tidak
ada orang atau kenderaan, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau
hal sepi.
Misalnya:
Setelah
tembakan gencar itu berhenti, tampak Jalanan sepi. Orang takut keluar, bahkan
suara deru mobil pun tak kedengaran.
Setiap
orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup
manusia. Lama atau sebentar, perasaan kesepian ini bergantung kepada mental
orang dan kasus penyebabnya.
2. Sebab-sebab Terjadinya
Kesepian
Bermacam-macam
penyewbab terjadinya kesepian, frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian yang bersangkutan
tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidaksuka bergaul,ia
kebih senang hidup sendiri.
Kesepian
itu akibat keterasingan dan keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, keras
kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
Kesepian
juga disebabkan karena takut kehilangan hak nama baik. Nama baik merupakan
harapan setiap orang. Bahkan orang takut matidemi menjaga nama baik. Meskipun
sudah berhati-hati menjaganya mungkin juga oranng masih berbuat salah, sehingga
cemar nama baiknya. Untuk ini, sering kali yang bersangkutan terpaksa hidup
mengasingkan diri, akibatnya kesepian.
D.. KETIDAKPASTIAN
1.Pengertian Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti
artinya tidak menentu (pikirannya), apa yang dipikirkannya tidak searah.
Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakpastian
adalah bagian dari hidup manusia. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah
bagian hidup. Setiap orang pernah mengalaminya, Bahkan anak kecilpun pernah
mengalaminya.
Misalnya:
Ketika
anak kecil ditinggalkan ibunya,ia menangis kebingungan.K ebingungan itu
menunjukkan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
·
Sebab-sebab Terjadinya
Ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu
tidak dapat berpikir secara teratur, logis ataupun mengambil kesimpulan. Dalam
berpikir ia selalu menerima rangsangan (stimu.lus) dari luar, sehingga jalan
pikirannya menjadi kacau. Kalaupun ia dapat berpiki baik, akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, fobia/phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar (buyuten),kehilangan pengertian (aparia),
kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu (agnesia).
Menurut Siti Meichati dalam bukunya kesehatan mental adda beberapa
sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti.
Sebab-sebab itu ialah sebagai
berikut:
1.Obsesi
Obsesi
adalah gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu
yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab
yang tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang
ingin menjatuhkan kita’
Contoh:
a.
Seorang kepala bagian suatu instansi karena kurang mampu bekerja selalu
mempunyai ingatan pihak yang ingin menjatuhkannya.
b.
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kawannya
yang bingin menjatuhkannya. Pikirannya itu tidak hilang, tetapi justru
menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2. Phobia
Phobia adalah rasa ketakutan yang tak
terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal atau kejadian, tanpa diketahii
sebab-sebabnya.
Contoh:
a.
Orang yang takut kepada tempat yang tinggi. Secara tidak disengaja, jalan naik
tak terasa, sampai atas, ia takut luar biasa (Acrophobia)
b. Ada
pula orang yang takut kepada orang banyak yang sedang berkumpul. Pada suatu
hari dirumahnya ada pencuri, iaberteriak sehingga tetangga disekitarnya berlari
datang ke rumahnya. Dalam sekejap telah berkumpul puluhan orang. Herannya justru gemetaran, pucat, ketakutan
luar biasa (Ochlophobia)
Orang yang dilanda ketakutan itu
tidak dapat berfikir, pikirannya tidak pasti tidak menentu.
3. Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyainan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat. Tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman.
Delusi iniada tiga macam, yakni:
a.
Delusi persekusi
Menganggap
adanya keadaan yang jelek disekitarnya.
b.
Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan
besar. Orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang di sekitarnya
sebagai orang-orang yang tidak penting. Akhirnya semua orang menjauhi juga.
Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi. Yang jelas akibatnya sama, ialah
dijauhi semua orang.
c.
Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina dan
berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium
tremens, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak berkuasa lagi. Ia
kehilangan ingatannya sama sekali. Ia kehilangan ingatannya sama sekali,
mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
Contoh:
Mang cecep orang kampong
pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi
karena takutnya, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak dapat dijawab,
mulutnya gementar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
Untung saja ia tak jaut pingsan.
4. Histeria
Ialah
neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit
yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari
sikap orang lain.
Contoh:
a.
Neneng seorang gadis yang cukup manis. Pada suatu hari ia melihat pacarnya
berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu
berkecamuk dihatinya, dan setibanya di rumah dia berteriak histeris.
b.
Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengeuk
pintu, mengucap salam. Dijawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia
melihat orang banyak mengusung jenazah yang ditutupi kain. Ibu itu langsung
bertanya siapa itu ?” Itu, bukan kang Bakri ! Semua yang ditanya diam. Akhirnya
dia berteriak histeris lalu pingsan. (Film rang-orang laut).
5. Halusianasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan panca indra. Seperti para prewangan (medium)
dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan Sugesti diri orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk
atau pemakaian obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang-orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Ini nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).
Contoh:
a.
Pada suatu hari saya diajak teman saya yang bernama Nuradi pergi ke rumah orang
yang dapat menyebutkan siapa yang mencuri TV nya. Prewangan itu namanya Mbah
Umi. Setelah Mbah Umi makan bunga mawar, kemudian berbicara dengan suara yang
agak berbeda, entah suara itu dibuat-buat atau benar-benar suara yang timbul
sebelumnya.
b.
Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah makin hebat minumnya. Setelah
ia mabuk biasanya ia mengoceh (berbicara tidak menentu).
6. Kompulasi
Kompulasi
ialah keragu-ragu yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang
serupa berulang kali (Neurose).
Contoh:
a.
Keinginan untuk mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tak
bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (Kleptomania)
b.
Keinginan minum-minuman keras. Orang itu bukan pmabuk, tetapi bila dilanda
pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendungnya
(dispemania).
7. Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai pada
keseluruhan pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau
terlalu gembira dank arena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian,
nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan,
tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, dsb. Jelas kepada kita orang yang
demikian itu tidak mungkin dapat berfikir dengan tenang dan dengan baik.
Untuk
mengatasi atau untuk menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari
penyebabnya, andaikata telah diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita
perlu diajak pergi atau pergi sendiri ke spikolog.
Untuk
menghadapi kegelisahan biasanya dengan menggunakan sikap positif yang bias
berlaku umum ini akan berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan, yaitu
meliputi:
1.
Hadapi dan rencanakan segala kemungkinan problema yang timbul dan sikap yang
dibayangkan akan terjadi, sampai pada yang sejelek mungkin.
2.
Susunlah persiapan cara-cara menghadapinya beserta pemecahannya.
3.
Mendeteksi sebanyak mungkin tentang hal-hal yang menyebabkan gelisah termasuk
didalamnya; sebab-sebab dan problemanya.
4.
Hadapilah dengan tabah kegelisahan beserta sebab-sebab dan problemanya dan
bersiap sedia.
5.
Jika mampu meskipun mungkin tidak dapat secara spontan hilangkanlah sebab-sebab
kegelisahan yang ada.
6.
Ajaklah orang lain bekerja sama dalam mengatasi kegelisahan ini paling tidak
untuk ikut memikirkan atau memberi perhatian atau memahami keadaan sadar.
DAFTAR PUSTAKA
Notowidagdo Rohiman H. 2002. Ilmu Budaya Dasar berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prasetya Tri Joko Drs, dkk (Anggota IKAPI), 1998, Ilmu Budaya Dasar (lengkap). Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Djoko Widagdo Drs, dkk, 1999. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar