Pendekatan
Kesastraan
Secara etimologi, kesusastraan berarti karangan yang indah. Kata sastra sendiri
diambil dari bahasa sansekerta yang berarti tulisan ataupun karangan.
Menurut Goenawan Mohamad dalam bukunya yang berjudul Catatan pinggiran atau
capin jilid 3 mengatakan bahwa kesusastraan adalah hasil proses berjerih payah
, dan tiap orang yang pernah menulis karya sastra tahu : ini bukan sekedar soal
keterampilan teknik. Menulis menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik
dari diri kita adalah proses yang minta pengerahan batin.
Jadi sastra itu sendiri adalah bentuk upaya manusia dalam mengekspresikan
gagasannya yang berupa karangan maupun tulisan melalui bahasa yang lahir dari
perasaan dan pemikirannya. Lalu dalam mengkaji sebuah karya sastra, seringkali
seseorang akan memfokuskan perhatiannya hanya kepada aspek-aspek tertentu.
Karena hal tersebut, maka muncul berbagai macam pendekatan kajian sastra.
Berikut adalah pendekatan dalam kajian sastra ;
1. Pendekatan Mimetik
Pendekatan mimetik
adalah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra berupa memahami hubungan
karya sastra dengan realitas atau kenyataan.
2. Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ekspresif
adalah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra memfokuskan perhatiannya
pada sastrawan selaku pencipta karya sastra.
3. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik
merupakan pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk
menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini, tujuan tersebut
dapat berupa politik, pendidikan , moral, agama dan tujuan spesifik
lainnya.
4. Pendekatan Objektif
Pendekatan objektif
adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian kepada karya sastra itu sendiri.
Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai struktur otonom dan bebas dari
hubungan dengan realita, pengarang maupun pembaca.
5. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural
merupakan pendekatan yang mengkaji dari segi struktur karya sastra itu sendiri.
Pendekatan ini digunakan dengan memahami karya sastra secara close reading atau
membaca tanpa melihat pengarangnya dan hubungannya dengan realitas. Tujuannya
adalah untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti dan semendalam
mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur sastra yang sama-sama akan
menghasilkan makna yang menyeluruh.
6. Pendekatan Semiotik
Pendekatan semiotik
adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda.
7. Pendekatan Sosiologi Sastra
Pendekatan sosiologi
sastra adalah perkembangan dari pendekatan mimetik. Pendekatan ini memahami
karya sastra dalam hubungannya dengan realitas dan aspek sosial
kemasyrakatannya.
8. Pendekatan Resepsi Sastra
Pendekatan ini mencoba
memahami dan menilai karya sastra berdasarkan tanggapan para
pembacanya.
9. Pendekatan Psikologi Sastra
Pendekatan psikologi
sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur
kejiwaan tokoh-tokoh fiksi yang terkandung dalam sastra.
10. Pendekatan Moral
Pendekatan moral lebih
menitikberatkan karya sastra dalam memberika himbauan atau nasihat.
11. Pendekatan Feminisme
Pendekatan feminisme
mendasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam
eksistensi perempuan.
Budaya Kesastraan
Budaya dinamakan basic humanities atau dasar kemanusiaan .Basic humanities
sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu The Humanities, dan bahasa latin,
Humanus yang berarti manusia, berbudaya, dan halus. Maka dari itu apabila kita mempelajari
the humanities maka kita akan menjadi manusia yang berbudaya, dan halus.
Hampir disetiap jaman, seni termasuk sastra memegang peranan yang penting dalam
the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai
kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusian seperti seperti yang
terdapat dalam filsafat atau agama. Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai
peranan yang lebih penting. Alasannya adalah karena sastra menggunakan bahasa.
Yang mana bahasa merupakan alat komunikasi antar individu dan juga merupakan
alat untuk memenuhi kehendak manusia itu sendiri.
Budaya dan Prosa
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang yang dimiliki suatu kelompok
tertentu dan dapat diwariskan dari waktu ke waktu. Sedangkan prosa
berasal dari bahasa Latin "prosa" yang berarti "terus
terang". Prosa sendiri adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat
oleh ritme, irama maupun kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa prosa
seperti bahasa sehari-hari. Prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat
digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta
berbagai jenis media lainnya.
Dengan mengkaitkan Prosa dan Budaya, kita dapat memperoleh manfaat atau nilai
yang terkandung dalam budaya itu sendiri. Dengan kita memahami prosa, kita
dapat mengambil nilai yang terkandung dalam sebuah budaya. Beberapa kaitan
antara budaya dan prosa antara lain kesenangan, informasi, warisan budaya,
serta keseimbangan wawasan.
Nilai-nilai Prosa
Fiksi
Prosa fiksi adalah prosa yang berbentuk karangan atau khayalan yang dibuat oleh
pengarangnya. Isi cerita yang dibuat tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta
yang terjadi. Contoh dari prosa fiksi itu sendiri adalah novel, cerpen, dongeng
dan sebagainya. Oleh karena itu, saat membaca prosa fiksi, terkandung
nilai-nilai tertentu. Yaitu;
· Prosa fiksi memberikan
kesenangan
Kesenangan yang
diperoleh saat membaca fiksi adalah pembaca dapat menghayati dan ikut merasakan
perasaan dan pengalaman sang penulis. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya
untuk mengenal daerah atau tempat yang asing.
· Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan
semacam informasi yang tidak terdapat dalam ensiklopedia. Misalkan, dalam novel
kita sering menjumpai wawasan-wawasan yang baru mengenai sejarah, kehidupan
masa kini, kehidupan pada masa depan, maupun kehidupan yang sepenuhnya
terdengar asing terhadap kita.
· Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat
menstimulasikan imajinasi dan merupakan sarana yang tepat sebagai tempat
penumpahan ide-ide yang berlatar belakang budaya bangsa.
· Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi ,
seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman atau
wawasan yang didapat saat membaca prosa fiksi tersebut. Hal ini juga
memungkinkan pembaca untuk dapat memilih respon-respon emosional yang memang
hanya terdapat pada prosa fiksi dan terkadang tidak terjadi di dunia nyata.
Hubungan Ilmu Budaya
Dasar dengan Puisi
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta
penuh dengan makna. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang hendak
disampaikan. Suatu karya puisi yang baik memiliki makna yang mendalam, makna
diungkapkan dengan memadatkan segala unsur bahasa.
Adapaun alasan-alasan
yang mendasari penyajian puisi dalam ilmu budaya dasar, salah satunya adalah
hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Perekaman dan penyampaian
pengalaman suatu individu dalam sastra puisi disebut juga dengan pengalaman
perwakilan. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki mengabadikan
pengalaman hidupnya, dan bukan hanya dilupakan begitu saja.
Sumber :
http://mepaperlicious.blogspot.co.id/2015/10/manusia-dan-kesusastraan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar